Sebenarnya, merunut sejarah band bernama MY CHEMICAL ROMANCE
[atau bisa juga disebut My Chem atau MCR] berarti kita bicara pengalaman pahit
yang dilihat langsung oleh vokalisnya, Gerrard Way. Gerrard adalah salah satu
saksi hidup ketika teroris meruntuhkan World Trade Center, 11 September 2001
silam. Rasa marah, kesal, gelisah, sedih dan resahnya kemudian dituangkan dalam
lagu berjudul Skylines and Turntiles. Lagu itu juga menjadi semacam opening
band yang akhirnya dibentuk oleh Gerrard Way bareng Matt ‘Otter’ Pellisier
[drummer pertama yang sudah cabut].
Nama band sendiri diusulkan oleh basis Mike Way ketika
membaca buku berjudul Ectassy: Three Tales of Chemical Romance, tulisan Irvine
Welsh. Kini band yang diawaki juga oleh Bob Byar [drum], Frank Lero [rhythm
gitar], Ray Toro [lead gitar] menjelma menjadi salah satu band papan atas di
ranah rock. Mereka terbentuk September tahun 2001 di New Jersey.
MCR “nyaris” identik dengan musik yang berhubungan dengan
kematian, horror dan kegelapan. Sebuah pilihan yang dari awal memang sudah
mereka tonjolkan. Imej inilah yang MCR bentuk dari awal berdirinya, meski
kemudian banyak kritikus musik ya menggolongkan mereka secara perlahan-lahan
masuk dalam ranah emo. Tudingan sebagai “anak-anak emo” ini pernah secara kasar
dilontarkan oleh band Inggris Kasabian yang menyebut MCR dengan “clowns” atau
“emo kids”. Entah mengapa, Kasabian menyebut MCR sebagai satu band yang tidak
punya sesuatu yang positif untuk dikatakan. Alamak, segitunya….
MCR juga pernah membatalkan beberapa konser lantaran ketika
sedang menggarap video klip ‘Welcome to The Black Parade’ dan ‘Famous Last
Words’ [bakal jadi single ke-2] yang digarap oleh Sam Bayer [pernah menggarap
klip sukses Nirvana ‘Smells Like Teen Spirit’ dan American Idiot-nya Green
Day]. Gara-garanya adalah Gerard Way cedera engkel sementara Bob Byar harus
dirawat di rumah sakit karena infeksi. Untung saja dua kip yang sedang digarap
sudah selesai.
MCR juga memilih menjadi band dengan basis massa ‘bawah
tanah’ atau kelompok akar rumput [grassroots]. Mereka punya fans yang siap “mencaci-maki”
habis-habisan dalam forum yang mereka bikin, termasuk di situs resmi mereka.
Sisi positifnya adalah, MCR menolak segala atribut yang biasanya dilekatkan
pada band, seperti ‘sex icon’ dan sebagainya. Fans membuat mereka menjadi “diri
mereka sendiri”.
Album ketiga [yang major label] mereka The Black Parade
menempatkan mereka pada tataran papan atas band pengusung alternative rock.
Banyak kritikus yang menempatkan album ini sebagai ‘album paling ditunggu’
2006. Single ‘Welcome to The Black Parade’ menjadi anthem yang wajib diputar
[dan dinyanyikan]. Keberanian mempertahankan ciri “gelapnya” menjadikan My
Chemical Romance sebagai ‘most wanted band’ terkini.
0 komentar:
Posting Komentar